Hari Kesaktian Pancasila, Penguatan Nilai-Nilai Pancasila
Rasionalnews Pekalongan
(01/10/20)Kota Pekalongan – Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober setiap tahunnya selalu diperingati oleh bangsa Indonesia tak terkecuali di Kota Pekalongan. Hari Kesaktian Pancasila dimaknai sebagai hari yang disepakati bersama bahwa Pancasila adalah idelogi bangsa Indonesia yang tidak dapat digantikan. Hari kesaktian Pancasila dalam sejarah tidak lepas dari perjuangan panjang bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan melawan penjajah baik dari luar maupun para pemberontak. Demikian ditekankan Walikota Pekalongan,HM Saelany Machfudz,SE usai mengikuti kegiatan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di tingkat Kota Pekalongan secara virtual, bertempat di Ruang Kerja Walikota Pekalongan,Kamis (1/10/2020).
“Perlu kami sampaikan bahwa hari ini 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila, sebuah kewajiban bagi warga Indonesia khususnya Kota Pekalongan untuk memperingatinya. Kita tahu bahwa ujian dalam rangka mempertahankan pancasila luar biasa. Beberapa kali perjuangan Indonesia mencoba ‘diganggu’ oleh berbagai golongan yang anti terhadap prinsip-prinsip falsafah Pancasila. Tak sedikit usaha dilakukan untuk mempertahankan Pancasila hingga akhirnya diakui sebagai Dasar Negara Republik Indonesia,” terang Saelany.
Menurut Saelany, Hari Kesaktian Pancasila erat kaitannya dengan Peristiwa Gerakan 30 September 1965(G30S/PKI). Insiden G30S/PKI merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Mengutip dari sejarahnya, pada Tahun 1965 itu, berlangsung peristiwa pembunuhan terhadap sejumlah jenderal. Enam jenderal dan satu letnan TNI AD itu korban kekejian G30S/PKI pada 1965 silam dan berupaya mengganti dasar negara yaitu Pancasila tetapi tidak berhasil. Ketujuhnya adalah Jenderal TNI (Anumerta) Achmad Yani, Letjen (Anumerta) Suprapto, Mayjen (Anumerta) MT Haryono, dan Letjen (Anumerta) Siswondo Parman. Lalu Mayjen (Anumerta) DI Pandjaitan, Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomihardjo, serta Letnan Satu Corps Zeni (Anumerta) Pierre Andreas Tendean.
Kala itu, PKI menuduh para jenderal tersebut akan bertindak makar terhadap Sukarno melalui Dewan Jenderal. Jasad para jenderal dan satu perwira pertama itu pun akhirnya berhasil ditemukan di sumur Lubang Buaya pada 3 Oktober 1965. Kemudian pemerintah Orde Baru menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September. Sedangkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Pancasila memiliki kesaktian yang tidak dapat tergantikan oleh paham apapun. Oleh sebab itu, peringatan Hari Kesaktian Pancasila merupakan momentum yang tepat untuk mengaktualisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila di kehidupan sehari-hari.
“ Dengan menghayati dan memahami dari peristiwa G30S/PKI sekaligus menguatkan bahwasannya pancasila ini tetap sakti, bagi golongan tertentu yang ingin mengubah, membubarkan dan meniadakan pancasila bisa ditepis. Di Kota Pekalongan, momentum Peringatan Hari Kesaktian Pancasila sendiri pada hari kemarin,30 September pun sudah kami instruksikan untuk mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati sejumlah perwira yang meninggal dunia pada insiden tersebut. Kemudian di tanggal 1 Oktober ini dinaikkan 1 tiang penuh sebagai kesetiaan kita kepada pancasila sebagai dasar negara,” tandas Saelany.
Komentar